- MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Slamet Trihartanto, Widyaiswara LPMP Jawa Tengah
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi jangka panjang, karena hasil dari proses pendidikan akan dirasakan baik untuk saat ini maupun untuk waktu yang akan datang. Kondisi yang akan datang dapat dibentuk melalui pendidikan yang sedang kita lakukan sekarang, artinya bahwa pendidikan harus dapat menyiapkan dan menjawab tantangan dan kebutuhan di masa yang akan datang.
Disadari atau tidak kita sedang menuju era globalisasi. Pengaruh globalisasi ini semakin terasa dengan semakin banyaknya saluran informasi dalam berbagai bentuk media.
Media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Di negara yang telah maju, media telah mempengaruhi kehidupan hampir sepanjang waktu. Waktu yang terpanjang, yang paling berpengaruhi itu adalah waktu yang digunakan untuk bersekolah (Miarso,1989).
Perkembangan media pengajaran itu sendiri diawali oleh Komensky, dalam bukunya Orbis Sensualium Pictus (Dunia Tergambar) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1657. Buku ini sebenarnya hanya buku bergambar, tetapi pembuatannya telah menggunakan prinsip-prinsip yang modern. Konsep dasar yang digunakan oleh Komensky berasal dari pernyataan Aristoteles: “Nihil est in intellect, quod non prius fuit in sensu” (tak ada sesuatu dalam akal pikiran tanpa lebih dulu melakukan penginderaan).
Perkembangan media pengajaran menurut Asbhy (1972) seperti yang dikutip oleh Miarso, telah menimbulkan revolusi empat kali dalam dunia pendidikan. Revolusi pertama telah terjadi beberapa puluh abad yang lalu, yaitu pada saat orang tua menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada orang lain yang berprofesi sebagai guru; revolusi kedua terjadi dengan digunakannya bahasa tulisan sebagai sarana utama pendidikan; revolusi ketiga timbul dengan tersedianya media cetak yang merupakan hasil ditemukannya mesin teknik percetakan; dan revolusi keempat berlangsung dengan meluasnya penggunaan media komunikasi elektronik.
Sekarang ini kita hidup dalam era informasi yang ditandai dengan tersedianya informasi yang semakin banyak dan bervariasi, tersebarnya informasi yang makin meluas dan seketika, serta tersajinya informasi dalam berbagai bentuk dalam waktu yang cepat. Karena semua usaha pengumpulan, engolahan, penyimpanan, dan penyajian informasi senantiasa menggunakan media, maka era ini dapat pula disebut lingkungan bermedia.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca (khususnya guru) dapat menerapkan berbagai macam media pembelajaran dalam proses belajar mengajar agar kompetensi yang ditetapkan dapat tercapai.
C. Ruang Lingkup
Makalah ini membicarakan masalah media pembelajaran yang dikaitkan dengan aspek keterampilan berbahasa, yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Makalah ini membahas hal yang penting karena pengajaran bahasa Indonesia tanpa dibantu dengan metode, teknik, dan media yang tepat maka tujuan pembelajarannya tidak akan tercapai secara maksimal. Karena itu, bahan ajar ini mencoba menerapkan contoh-contoh media pembelajaran yang berkaitan dengan aspek keterampilan berbahasa.
A. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Cukup banyak batasan yang dibuat orang. Asosiasi Teknologi Pendidikan misalnya mengatakan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Gagne (1978) mengartikan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara Heinich dan Russell (1989) mengartikan media sebagai saluran untuk komunikasi yang berasal dari bahasa Latin yang berarti “antara” yang digunakan untuk menyalurkan informasi antara pengirim dan penerima. Dari batasan-batasan itu dapat kita rumuskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
B. Manfaat dan Pedoman Penggunaan Media
Media sangat bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran, manfaat itu adalah sebagai berikut.
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa. Pengalaman tiap-tiap siswa berbeda. Kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan macam pengalaman yang dimliki oleh siswa. Dua anak yang hidup di dua masyarakat atau lingkungan yang berbeda, akan mempunyai pengalaman yang berbeda. Ini disebabkan karena berbedanya “kesempatan untuk mengalami” yang diperoleh anak-anak. Ketersediaan buku, bacaan-bacaan, kesempatan berdarmawisata, dan lain-lain adalah faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak-anak. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan-perbedaan ini jika siswa tidak mungkin untuk dibawa ke objek yang dipelajari, maka objeklah yang dibawa ke siswa.
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh siswa. Ini disebabkan oleh: - objek terlalu besar, misalnya lingkungan pasar, terminal, stasiun, pelabuhan, candi, ikan paus, dan lain-lain. Dengan media seperti gambar, foto, slide, atau film, kita dapat menampilkannya ke hadapan siswa;
- beberapa objek, makhluk hidup, dan gerakan-gerakan terlalu kecil untuk diamati dengan mata telanjang, misalnya: bakteri, sel darah, protozoa, dan lain-lain. Dengan bantuan gambar, film, dan mikroskop sebagai media pembelajaran dapat memperbesar dan memperjelas objek-objek tadi.
- gerakan-gerakan yang terlalu lambat untuk diamati seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat diikuti prosesnya dalam beberapa saat saja dengan teknik time-lapse dengan media fotographi, film, atau komputer;
- gerakan-gerakan yang terlalu cepat dan sulit ditangkap mata biasa, misalnya kepakan sayap burung, laju peluru, komet, dan lain-lain dapat diamati dengan media;
- ada kalanya objek yang akan dipelajari terlalu kompleks seperti peredaran darah atau siklus air hujan dapat ditampilkan dengan gambar, skema, atau simulasi komputer;
- bunyi-bunyi yang amat halus yang semula tidak mungkin ditangkap telingan menjadi jelas didengar dengan menggunakan media;
- rintangan-rintangan untuk mempelajari musim, iklim, dan geografi secara umum dapat diatasi. Kehidupan ikan-ikan di dasar laut atau kehidupan gajah di hutan dapat dihadirkan di depan kelas melalui media;
- kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, dan slide;
- kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lngkungannya.
4. Media mengahasilkan keseragaman pengamatan. Persepsi yang dimiliki si A berbeda dengan si B, bila si A hanya pernah mendengar sedangkan si B pernah melihat sendiri bahkan pernah memegang, meraba, dan merasakannya. Pengamatan yang dilakukan oleh siswa bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang penting yang dimaksudkan oleh guru.
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret dan realistis. Sering kali sesuatu yang diterangkan oleh guru diterima sebagai konsepsi yang berbeda oleh siswa yang berbeda pula. Penggunaan media seperti gambar, film, objek, model, grafik, dan lain-lain bisa memberikan konsep dasar yang benar.
6. Media membangkitkan motivasi dan rangsangan anak untuk belajar. Pemasangan gambar-gambar di papan tempel, pemutaran film, mendengarkan rekaman atau radio merupakan rangsangan-rangsangan tertentu ke arah keinginan untuk belajar.
7. Media membangkitkan keinginan dan minat guru. Dengan menggunakan media pembelajaran, horizon pengalaman anak semakin luas, persepsi semakin tajam, konsep-konsep dengan sendirinya semakin lengkap. Akibatnya keinginan dan minat untuk belajar selalu muncul.
8. Media memberikan pengalaman yang integral atau menyeluruh dari yang konkret sampai hal yang bersifat abstrak. Sebuah film Candi Borobudur misalnya, dapat memberikan imaji yang konkret tentang wujud, ukuran, lokasi candi, dan sebagainya.
Setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian kepada siswa. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa dengan tujuan yang kan dicapai. Dalam perencanaan ini media yang akan dipakai dan cara penggunaannya harus dipertimbangkan dan ditentukan dengan saksama.
Ada beberapa pedoman umum yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media dalam proses pembelajara.
Tidak ada satu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi pelajaranyang disajikan.
Penggunaan media harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan belajar yang akan dilaksanakn, seperti belajar secara klasikal, belajar dalam kelompok kecil, belajar secara individual.
Penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup, seperti mengecek media yang akan dipakai, mempersiapkan serbagai peralatan yang dibutuhkan di ruang kelas sebelum pengajaran di mulai.
Siswa perlua disiapkan sebelum media pembelajaran digunakan agar mereka dapat mengarahkan perhatian pada hal-hal yang penting selama penggunaan media.
Penggunaan media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif para siswa.
C. Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran
Ada banyak media pembelajaran, mulai dari yang sangat sederhana hingga yang kompleks dan rumit, mulai dari yang hanya menggunakan indera mata hingga perpaduan lebih dari satu indera. Dari yang murah dan tidak memerlukan listrik hingga yang mahal dan sangat tergantung pada perangkat keras.
Dalam perkembangannya media mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi yang paling tuan yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi audio-visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi mikroprosesor yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interaktif (Arsyad, 2006:29). Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis, yaitu: - media hasil teknologi cetak,
- media hasil teknologi audio-visual,
- media hasil teknologi berbasis komputer, dan
- media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels dan Glasgow yang dikutip Arsyad (2006:33) dibagi ke dalam dua kategari luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
1. Pilihan Media Tradisional
a. Visual diam yang diproyeksikan (proyeksi tak tembus pandang, proyeksi overhead, slide, filmstrips)
b. Visual yang tak diproyeksikan (gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info, papan bulu/flanel)
c. Audio (rekaman piringan hitam dan pita kaset)
d. Penyajian multimedia (slide plus suara, paduan gambar-suara, dan multi image)
e. Visual dinamis yang diproyeksikan (film, televisi, video)
f. Cetak (buku teks, modul, teks terprogram, buku kerja, majalah berkala, lembaran lepas atau hand-out)
g. Permainan (teka-teki, simulasi, permainan papan)
h. Realia (model, specimen/contoh, manipulatif (peta, globe, boneka))
2. Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a. Media berbasis telekomunikasi (teleconference dan telelecture)
b. Media berbasis mikroprosesor ( pembelajaran berbantuan komputer, permainan komputer, pembelajaran interaktif, hypermedia, dan compact video disc)
Pengelompokan media yang banyak dianut oleh para pengelola pendidikan adalah seperti yang disampaikan oleh Kemp dan Dayton (1985). Oleh mereka, media dikelompokkan dalam delapan jenis, yaitu:
1. Media cetak,
2. Media pajang,
3. Overhead transparacies (OHT) dan Overhead Projector (OHP),
4. Rekaman audiotape,
5. Slide dan filmstrip,
6. Penyajian multi-image,
7. Rekaman video dan film, dan
8. Komputer.
Setiap media sudah pasti memiliki kelebihan dan keterbatasan dalam penggunaannya. Seorang guru seharusnya dapat mengkaji kelebihan dan keterbatasan itu, kemudian menjadikan kajiannya itu sebagai bahan pertimbangan dalam memilih dan menggunakan media dalam proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
D. Penggunaan Media Pembelajaran
Setelah memahami pengertian, manfaat, dan jenis media pembelajaran, kini pembahasan akan mengerucut pada penggunaan media dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Berikut ini disajikan alternatif penggunaan media untuk menunjang pencapaian kompetensi dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang menekankan pada keterampilan berbahasa.
1. Alternatif media dalam pembelajaran bahasa Indonesia
a. Dalam pembelajaran mendengarkan, media yang dapat digunakan yaitu: radio, tape recorder, video, dan laboratorium bahasa.
b. Dalam pembelajaran berbicara, media yang dapat digunakan yaitu: permainan, gambar, kartu kata dan kalimat, wacana, teks puisi, dan lingkungan.
c. Dalam pembelajaran membaca, media yang dapat digunakan yaitu bahan cetakan seperti buku, modul, lembaran lepas, kliping berupa wacana atau cerita.
d. Dalam pembelajaran menulis, media yang dapat digunakan yaitu: gambar, foto, lingkungan, papan pajang, pengalaman siswa, dan televisi.
2. Penggunaan media dalam proses pembelajaran
Berikut ini disajikan contoh atau model pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Sebagai sebuah model, sangat diharapkan guru dapat menyesuaikan atau mengembangkannya sesuai dengan kondisi sekolah yang bersangkutan.
Model Pembelajaran Mendengarkan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : I/1
Tema : Lingkungan
Sub Tema : Suara binatang di sekitar rumah
Aspek : Mendengarkan
Waktu : (2x35 menit)
A. Kompetensi Dasar
Membedakan berbagai bunyi
B. Indikator
1. dapat menebak bunyi/suara secara tepat
2. dapat menirukan bunyi/suara hewan tertentu
C. Materi Pembelajaran
Perbedaan suara binatang, misalnya: suara ayam, bebek, kucing, anjing, katak, jangkrik, dan nyamuk.
D. Media
Gambar dan kaset atau oral (‘medikem’)
Model Pembelajaran Berbicara
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/1
Tema : Peristiwa
Sub Tema : Pesta ulang tahun
Aspek : Berbicara
Waktu : 1 x pertemuan ( 2x35 menit)
A. Kompetensi Dasar
Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan kalimat yang runtut dan mudah dipahami.
B. Indikator
1. Dapat menyebutkan bentuk pengalaman yang berkesan.
2. Dapat menceritakan pengalaman dalam beberapa kalimat sederhana dengan jelas.
C. Materi Pembelajaran
Cerita pengalaman pribadi yang berkesan bagi siswa, misalnya pesta ulang tahun.
D. Media
- Gambar seri atau foto pesta ulang tahun
- Pengalaman siswa
Model Pembelajaran Membaca
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : II/2
Tema : Permainan
Sub Tema : Main Bola
Aspek : Membaca
Waktu : 1 x pertemuan (2x35 menit)
A. Kompetensi Dasar
Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat
B. Indikator
1. membaca nyaring dengan lafal yang tepat
2. membaca nyaring dengan intonasi yang tepat
C. Materi Pembelajaran
Wacana atau teks tentang permainan yang disenangi siswa, misalnya main bola.
D. Media
- Gambar anak main bola
- Teks tentang main bola
Model Pembelajaran Menulis
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/2
Tema : Budi Pekerti
Sub Tema : Rendah hati
Aspek : Menulis
Waktu : 1 x pertemuan (2x35 menit)
A. Kompetensi Dasar
Menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik
B. Indikator
1. dapat mengidentifikasi bentuk puisi dengan tepat
2. dapat menulis puisi dengan pilihan kata yang menarik
C. Materi
Bacaan atau cerita yang berkaitan dengan budi pekerti. Cerita dan gambar yang diharapkan mampu merangsang siswa untuk mengenal nilai budi pekerti luhur seperti, hormat pada orang tua, rendah hati, tidak sombong, dan sebagainya.
Contoh puisi yang bertema budi pekerti yang ditulis atau di pajang di papan tulis.
D. Media
- Teks puisi
- Teks bacaan
- Kartu kata
Kesimpulan
1. Media pembelajaran sangat diperlukan sebagai alat bantu dalam pengajaran, karena dapat memperjelas dan mempermudah pengertian materi yang diajarkan.
2. Jenis media yang ada saat ini cukup banyak sehingga guru dapat memilih, membuat, dan menggunakannya sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
3. Penggunaan media pembelajaran sangat menunjang proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran bahasa, terutama bila dikaitkan dengan pembelajaran keterampilan bahasa Indonesia.
--sth--
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: BSNP.
______ . 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.
Miarso, Yusufhadi. 1989. Teknologi Instruksional. Jakarta: Pusat Antar Universitas.
Sadiman, Arif S., dkk. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Selasa, 09 Juni 2009
Media Pembelajaran
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar